Berita probolinggo , detik probolinggo ,Bupati probolinggo , ekonomi probolinggo , wisata probolinggo, ukm probolinggo, lowongan kerja probolinggo
Penulis/suara : Dicko. Selasa 21/01/2015
Video : Zulkiflie
KRAKSAAN-Harga kepiting tidak seperti biasanya. Pada musim ini menjelang perayaan Imlek 2015 harganya tidak memungkinkan ditingkat pengepul dan pembudidaya, khususnya di Kabupate Probolinggo.
Menurut pembudidaya kepiting, M.Ibnu Aroby, yang mempunyai lahan di Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mengatakan, kalau dirinya pada musim ini menglami kerugian yang lumayan banyak. Menurutnya, biasanya menjelang perayaan Imlek harganya semakin naik, karena kepiting menjadi kebutuhan.
“Sekarang harganya malah anjlok, padahal saya hanya melakukan perawatan penggemukan saja. Harga dari pengepul saya ambil Rp 80.000, harga jualnya menjadi Rp 60.000 sampai Rp 70.000,”ungkap Roby.
Pria satu anak ini menuturkan, lahan yang ia kelola sebagai budidaya kepiting seluas 300 meter persegi itu, awalnya menghabiskan modal sebanyak Rp 6.000.000, namun setelah harganya anjlok, modal yang digunakan tersebut bukan menguntungkan, melainkan merugi.
“Kalau begini terus, mau dikemanakan kepiting dilahan saya ini, sedangkan modal yang saya pakai itu hanya kembali 50 persennya saja,”sebutnya.(dc/fir)
Video : Zulkiflie
Menurut pembudidaya kepiting, M.Ibnu Aroby, yang mempunyai lahan di Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mengatakan, kalau dirinya pada musim ini menglami kerugian yang lumayan banyak. Menurutnya, biasanya menjelang perayaan Imlek harganya semakin naik, karena kepiting menjadi kebutuhan.
“Sekarang harganya malah anjlok, padahal saya hanya melakukan perawatan penggemukan saja. Harga dari pengepul saya ambil Rp 80.000, harga jualnya menjadi Rp 60.000 sampai Rp 70.000,”ungkap Roby.
Pria satu anak ini menuturkan, lahan yang ia kelola sebagai budidaya kepiting seluas 300 meter persegi itu, awalnya menghabiskan modal sebanyak Rp 6.000.000, namun setelah harganya anjlok, modal yang digunakan tersebut bukan menguntungkan, melainkan merugi.
“Kalau begini terus, mau dikemanakan kepiting dilahan saya ini, sedangkan modal yang saya pakai itu hanya kembali 50 persennya saja,”sebutnya.(dc/fir)